Paradigma RPL
1.
System Development Life
Cycle (SDLC)
Adalah proses pengembangan dimana keseluruhan proses
pengembangan sistem dilakukan melalui proses multi-langkah dari investigasi
persyaratan awal melalui analisis, desain, implementasi dan pemeliharaan
(sumber: Russel Kay, Computer World).
SDLC
terdiri dari beberapa jenis model antara lain model Waterfall, Fountain, dan
Spiral.
a.
Waterfall model
Metode yang digunakan penulis dalam mengembangkan sistem
informasi menggunakan Metode the Classic Life Cycle atau pada umumnya
dikatakan paradigma waterfall. Pada metode ini terdapat 5 (lima) tahap
untuk mengembangkan suatu perangkat lunak yaitu Analisis, Design, Coding,
Testing, Maintenance. Dimana konsep dari metode ini adalah melihat
suatu masalah secara sistematis dan terstruktur dari atas ke bawah.
Tahap-tahap
pengembangan perangkat lunak metode waterfall dapat dilihat sebagai
berikut :
Gambar 1.1 Metode The Classic
Life Cycle/Waterfall
[ Sumber : Pressman Roger . S,
1997 ]
Berikut ini akan diuraikan tahap-tahap pengembangan
perangkat lunak dengan menggunakan metode waterfall, yaitu :
1.
Analisis adalah tahap menganalisa hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
proyek pembuatan atau pengembangan software. Dalam hal ini analisis yang
dilakukan dengan menganalisa dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelayanan
pembayaran kredit pensiun dan prosedur pelaksanaan pelayanan pembayaran kredit
pensiun.
2.
Design adalah tahap penterjemah dari keperluan-keperluan yang dianalisis
dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pemakai.yaitu dengan cara
menampilkan ke dalam Diagram kontek, Data flow Diagram (Diagram
Aliran Data), Entity Reationship, Diagram. Struktur tabel, dan Struktur
menu.
3.
Coding adalah tahap penterjemah data/pemecahan masalah software yang telah
dirancang dalam bahasa pemograman yang telah ditentukan dan digunakan dalam
pembuatan sistem menggunakan software development tool Borland Delphi 7.0 dan
SQL server 2000 Database.
4.
Testing adalah tahap pengujian terhadap program yang telah dibuat. Pengujian
ini dimulai dengan membuat suatu uji kasus untuk setiap fungsi pada perangkat
lunak untuk Sistem Informasi prosedur pelayanan pembayaran kredit pensiun
kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap modul-modul dan terakhir pada
tampilan antar muka untuk memastikan tidak ada kesalahan dan semua berjalan
dengan baik dan input yang diberikan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
5.
Maintenance adalah perangkat lunak yang telah dibuat dapat mengalami perubahan sesuai
permintaan pemakai. Pemeliharaan dapat dilakukan jika ada permintaan tambahan
fungsi sesuai dengan keinginan pemakai ataupun adanya pertumbuhan dan
perkembangan baik perangkat lunak maupun perangkat keras.
Metode pengetesan:
1.
Black box testing
Black box testing memperlakukan pengujian
perangkat lunak sebagai “kotak hitam” – tanpa pengetahuan tentang pelaksanaan
internal.
2.
White box testing
White box testing adalah ketika penguji
memiliki akses ke struktur data internal dan algoritma termasuk source
code.
b.
Spiral Model
Spiral, yaitu suatu model
proses software yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan
mengendalikan aspek sistematis. Model ini mengembangkan software yang telah
dibuat. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut
juga wilayah tugas, di antara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :
·
Komunikasi Pelanggan: yaitu
identifikasi kebutuhan pelanggan.
·
Perencanaan: yaitu wilayah yang
bertugas untuk mengembangkan kebutuhan-kebutuhan pelanggan, mencari sumber daya
yang tepat serta membuat metode pengerjaan dan mencari informasi yang relevan.
·
Analisis Risiko: yaitu bagian yang
mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang muncul dari pengembangan ini.
·
Perekayasaan: membangun satu atau
lebih representasi dari aplikasi tersebut.
·
Konstruksi dan
peluncuran: yaitu wilayah yang melingkupi tugas-tugas yang dibutuhkan
untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal) dan memberikan pelayanan
kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).
·
Evaluasi pelanggan: yaitu wilayah
yang melingkupi tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengevaluasi hasil dari
sebuah software dan mengetahui apakah software tersebut mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan tujuan.
2.
Rapid Application Development (RAD)
Tahapan keseluruhan
Dengan berdasarkan pada tahapantahapan tersebut
di atas maka proses utama pengembangan suatu sistem dengan
menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut :
§
Pengembang
membuat prototype berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
§
Desainer
melakukan penilaian terhadap prototype
§
User
melakukan uji coba pada prototype dan memberikan masukan mengenai
kebutuhan-kebutuhan yang kurang.
§
User
dan developer melakukan pertemuan untuk memberikan penilaian terhadap
produk secara bersama-sama, menyesuaikan kebutuhan serta memberikan komentar
apabila diperlukan perubahan.
§
Semua
kebutuhan akan sistem dan perubahan-perubahan yang terjadi dilakukan
proses “timeboxed” dengan mempunyai 2 kemungkinan :
- Perubahan yang tidak dapat ditampung seperti yang sudah direncanakan harus dihilangkan.
- Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sekunder ditiadakan
3.
Prototyping
Paradigma dari metode prototyping
adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem
informasi yang akan datang.
Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan
sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali,
dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain
bila perlu.
Ada empat langkah yang menjadi karakteristik
metode prototyping yaitu :
·
Pemilahan
fungsi
Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus
ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada
tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan diperagakan
·
Penyusunan
Sistem Informasi
Bertujuan untuk memenuhi permintaan akan
tersedianya prototype
·
Evaluasi
·
Penggunaan
Selanjutnya
Sumber: